Ketika kita berbicara tentang hubungan, hal pertama yang terlintas dalam pikiran adalah hubungan monogami. Hal ini umum terjadi di masyarakat kita dan itulah yang membuat poliamori terkadang tidak disukai. Namun di sini kita harus menghilangkan keraguan tersebut. Sepanjang artikel ini kita akan membahas apakah poliamori benar-benar lebih sehat daripada hubungan monogami.
Mengapa poliamori lebih baik daripada hubungan monogami?
Sebelum menjelaskan secara rinci, kami ingin memperjelas bahwa masyarakat terus berkembang, yang berarti bahwa kepercayaan lama perlahan-lahan menjadi bagian dari masa lalu dan kepercayaan baru mulai muncul.
Berkat evolusi masyarakat kita dapat mengatakan hal itu hubungan poliamori mulai terlihat lebih baik. Dengan mempertimbangkan informasi ini, wajar jika semakin banyak orang, terutama kaum muda, yang bertaruh pada poliamori. Sebagai pengawalan mewah di Madrid dari Casual Escorts mengatakan, mereka memperhatikan bahwa semakin banyak klien yang bertaruh pada poliamori karena banyaknya keuntungan yang ditawarkannya.
1- Komunikasi lebih terbuka dalam poliamori
Ketika pasangan berada dalam hubungan monogami, mereka mungkin mengalami masalah dalam berkomunikasi. Ini karena hubungan monogami biasanya tidak memberikan pilihan untuk mengungkapkan perasaan secara bebas. Masalah komunikasi ini membuat masyarakat merasa tidak nyaman, dan akibatnya dapat menimbulkan perpecahan emosional di antara pihak-pihak yang terkena dampak. Bahkan para pendamping memberi tahu kami bahwa ada banyak klien monogami yang menggunakan jasa mereka untuk melepaskan diri dari monogami, meskipun hanya sementara.
Sebaliknya, dalam hubungan poliamori, banyak hal berubah secara signifikan. Ini adalah sebuah jenis hubungan yang ditandai dengan komunikasi yang jujur dan terbuka. Berkat kebebasan ini, masyarakat merasa jauh lebih nyaman. Berkat kebebasan ini, orang merasa lebih bahagia dan ini membuat pasangan lebih bahagia seiring berjalannya waktu.
2- Kecemburuan cenderung lebih jarang terjadi pada poliamori.
Ketika kita berbicara tentang poliamori, salah satu hal pertama yang terlintas dalam pikiran adalah bahwa rasa cemburu cepat atau lambat akan terasa kehadirannya karena perbedaan hubungan. Namun rasa cemburu bukan satu-satunya kekhawatiran, ada juga kekhawatiran akan sulitnya mempunyai anak atau isu penyakit menular seksual.
Jika kita fokus pada penyakit menular seksual, telah terbukti bahwa peluang terjadinya PMS dalam hubungan poliamori sebenarnya lebih kecil dibandingkan dalam hubungan monogami. Hal ini karena komunikasi lebih terbuka yang berarti lebih banyak pengetahuan dan lebih banyak kendali.
Dalam hal kecemburuan, poliamori jauh lebih sehat. Ketika hubungan seperti itu dinikmati, kedua pasangan tahu apa yang mereka patuhi. Jika pasangan memang menikmati poliamori, rasa cemburu tidak akan pernah ada. Semua ini berarti bahwa pasangan poliamori menawarkan kepuasan yang besar kepada masing-masing pasangan. Terkadang memiliki lebih sedikit kekhawatiran jauh lebih positif bagi pasangan.
3- Orang merasa lebih aman
Percaya atau tidak, orang merasa jauh lebih aman dalam hubungan poliamori daripada hubungan monogami. Dalam hubungan monogami, kecemburuan dan rasa tidak aman akan lebih mudah muncul segera setelah salah satu dari dua pasangan melanggar protokol tradisional pasangan. Dalam hubungan monogami, rasa cemburu pada banyak orang seperti mantan pasangan, teman adalah hal yang lumrah… Sebaliknya, dalam hubungan poliamori, kecemburuan tersebut tidak ada karena hubungannya terbuka.
Penting untuk dicatat bahwa kecemburuan tidak memiliki dampak yang unik pada pasangan poliamori dibandingkan dengan pasangan monogami. Intensitas perasaan ini sangat bervariasi tergantung pada orang-orang yang menjalin hubungan dan kualitas hubungan secara keseluruhan.
Apakah itu berarti kecemburuan tidak ada dalam poliamori? Tidak, kecemburuan tidak bisa muncul dalam hubungan poliamori, tetapi biasanya tidak terlalu muncul. Ini karena pasangan itu terbuka. Terkadang, jika rasa cemburu muncul dalam hubungan terbuka, itu mungkin karena salah satu dari kedua pasangan tidak begitu yakin bahwa hubungan seperti ini adalah ide terbaik.
4- Anak-anak memiliki emosi yang berbeda dengan poliamori.
Menurut data terbaru, pasangan poliamori sedang dalam proses mengembangkan pengetahuan mereka tentang cara membesarkan anak-anak mereka. Dalam hal ini, pasangan poliamori harus mencari keseimbangan antara pasangan yang berbeda agar pendidikan anak dapat tercukupi.
Pasangan yang berkomitmen terhadap poliamori adalah pasangan yang selalu berkomitmen dalam komunikasi terbuka. Komunikasi ini ditangkap oleh anak-anak dan ini dapat membantu mereka di masa depan. Belajar berkomunikasi secara terbuka adalah hal mendasar.
Mana yang lebih baik, hubungan monogami atau poliamori?
Kita tidak bisa mengatakan jenis hubungan mana yang lebih baik karena semua tergantung pemikiran masing-masing orang. Pada akhirnya, kedua jenis hubungan itu valid.
Seperti yang dikatakan oleh para pengawal kepada kami, setiap orang harus melihat ke dalam dirinya untuk mengetahui apakah mereka benar-benar menginginkan hubungan poliamori atau monogami. Masing-masing dari kedua opsi tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Terkadang, untuk menemukan hubungan yang tepat, yang terbaik adalah mencoba keduanya. Dengan begitu orang tersebut dapat mengetahui alternatif mana yang paling cocok untuk setiap orang.
Jika melihat masyarakat secara umum, kita menyadari bahwa monogami masih menjadi pemeran utama, meski memang benar bahwa poliamori perlahan-lahan semakin menonjol, terutama di kalangan pasangan muda. Ingat, yang terpenting adalah kebahagiaan.